RSS

BERNOSTALGIA DENGAN MAINAN MASA KECIL DI MUSEUM KOLONG TANGGA - YOGYAKARTA


Dari luar, Museum Pendidikan dan Mainan Anak Kolong Tangga tak tampak seperti museum. Sebuah penanda papan berwarna hijau baru membuat pelintas di sekitar Gedung Taman Budaya, Yogyakarta, paham jika ada museum. Museum Pendidikan dan Mainan Anak Kolong Tangga memang masih menumpang dan menyatu dengan bangunan Taman Budaya Yogyakarta. Setelah menapaki lantai dua gedung, pengunjung baru disambut beberapa lukisan dan benda-benda koleksi anak-anak.

Di depan pintu masuk museum ada sebuah gerobak dari bambu sebagai etalase berbagai macam permainan tradisional, seperti othok-othok dan gangsingan dari bambu. Permen dan jajanan tempo dulu yang biasa dikonsumsi anak-anak tak ketinggalan terpampang di sana. Di samping itu, dekat pintu masuk dan pintu keluar ada tiga boneka tinggi besar yang diberi nama Hom, Pim, Pa. Memasuki ruangan, aneka macam mainan anak-anak dari Indonesia dan mancanegara akan memanjakan pengunjung. Aneka macam boneka bisa dicari, termasuk boneka tangan, boneka kayu, boneka robot, dan boneka panggung dari seluruh dunia pun ada. Perlengkapan ibadah anak-anak sesuai dengan agama masing-masing, seperti pakaian dan aksesorinya juga tersedia. Mau mencari miniatur aneka macam alat transportasi juga ada. Permainan olahraga, seperti sepatu roda dari Inggris yang masih terbuat dari besi, pemukul pingpong yang terbuat tahun 1950, sepeda kayu untuk anak-anak yang ditemukan di suatu desa pada tahun 1992, juga lengkap disajikan.


Museum Pendidikan dan Mainan Anak Kolong Tangga adalah museum anak pertama dan satu-satunya di Indonesia. Museum ini merupakan wadah untuk mempromosikan pendidikan alternatif melalui mainan dan permainan alternatif, termasuk permainan tempo dulu dari seluruh Indonesia maupun 15 negara. Misi museum adalah mengangkat dan mengenalkan permainan tempo dulu di Indonesia dan dunia dalam beberapa program kerja, seperti workshop, keterampilan dan pengembangan kreativitas, kegiatan kunjungan ke sekolah-sekolah di pedalaman, pameran pendidikan, dan lain-lain.

Museum ini diberi nama "Kolong Tangga" karena letaknya betul-betul di bawah tangga yang berada di lantai dua menuju Gedung Konser Taman Budaya Yogyakarta. Alamat persisnya di Jalan Sriwedari Nomor 1, Kota Yogyakarta, sebelah selatan Pasar Beringharjo. Museum Pendidikan dan Mainan Anak Kolong Tangga buka setiap hari kecuali Senin, yakni pukul 09.00-16.00 WIB. Biaya masuk untuk anak di bawah usia 15 tahun gratis. Tetapi, kalau usia 15 tahun ke atas  hanya dikenakan biaya tiket masuk Rp 5000 per orang.


Museum yang dikelola Yayasan Dunia Damai ini berdiri pada 2008 atas inisiatif seorang seniman asal Belgia, Rudi Corens, yang juga seorang kolektor mainan dan permainan dari berbagai negara. Jumlah koleksi Museum Pendidikan dan Mainan Anak Kolong Tangga sebenarnya mencapai 18.000 objek. Rudi Corens memulai membangun museum ini dengan 3000 koleksi. Namun, yang dipamerkan di museum ini kurang dari 10 persen dari total koleksi. Mainan yang lainnya tersimpan di gudang yang ada di Jalan Tirtodipuran 28. Terbatasnya koleksi yang dipamerkan disebabkan ruangan yang tak memadai. Museum Pendidikan dan Mainan Anak Kolong Tangga menempati ruangan berukuran 30 x 7 meter. Agar masyarakat tidak bosan, isi museum biasanya diganti setahun sekali. Koleksi yang dipamerkan disesuaikan dengan temanya.

Koleksi museum berasal dari koleksi yayasan, donatur, maupun pembelian. Selama ini untuk biaya perawatan maupun untuk menambah koleksi museum hanya berasal dari donatur, penjualan tiket, dan penjualan barang serta penyelenggaraan workshop. Museum Pendidikan dan Mainan Anak Kolong Tangga memang tidak mendapatkan dana dari pemerintah. Alasannya, belum memenuhi kriteria sebagai museum. Kriteria museum antara lain, harus mempunyai gedung sendiri. Sedangkan, Museum Pendidikan dan Mainan Anak Kolong Tangga gedungnya masih menyatu dengan Taman Budaya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar