RSS

MENIKMATI LIBURAN WEEKEND DI PURWOKERTO



Liburan singkat di akhir pekan bisa menjadi waktu untuk melepas penat. Kali ini kota Purwokerto menjadi salah satu pilihan yang asyik untuk dijelajahi. Mulai dari wisata alam, kuliner, hingga wisata belanja bisa anda nikmati dalam waktu singkat dan pasti akan membuat akhir pekan tak terlupakan. Untuk sampai ke kota yang terkenal dengan mendoannya ini, ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh. Apabila ingin merasakan perjalanan lewat kereta api dan menikmati pemandangan, pilihlah kereta api jurusan Jakarta-Solo. Pilihan kereta api pun banyak tersedia mulai dari kelas ekonomi hingga eksekutif. Perjalanan menggunakan kereta api akan memakan waktu 5 jam. Sedangkan apabila ingin membawa mobil pribadi, perjalanan Jakarta hingga Purwokerto akan memakan waktu hingga 8 jam. Biasanya, rute jalur pantura menjadi pilihan agar segera tiba di Purwokerto.

Jika anda berangkat Jumat pagi, maka anda akan tiba di Purwokerto petang atau malam hari. Setiba di Purwokerto, anda bisa memilih untuk menginap di kota Purwokerto atau melanjutkan perjalanan langsung menuju wisata Baturaden yang hanya berjarak 20 km dari pusat kota, dan menginap di daerah berhawa dingin tersebut. Dengan mobil pribadi, waktu yang ditempuh ke objek wisata ini sekitar 20 menit. Selain menghirup udara yang sejuk dan segar, pengunjung di Baturaden bisa mencoba berbagai kegiatan outdoor yang komplet dan menyenangkan. Mulai dari bermain di taman atau mencoba trekking berjalan menikmati tujuh pancuran. Sensasi petualangan memang sangat terasa pada aktivitas ini. Apabila anda ingin menempuh jarak yang cukup pendek, berhentilah pada pancuran telu (tiga). Namun bila anda masih ingin menguji daya tahan dan menikmati petualangan seru, anda bisa menuju pancuran pitu (tujuh) yang unik dengan air belerangnya.


Beberapa objek lain juga bisa dipilih pengunjung apabila ingin menikmati wisata alam di Baturaden. Salah satunya Baturaden Adventure Forest yang menawarkan paket wisata sesuai keinginan pengunjung. Anda akan merasakan sensasi tinggal dalam hutan rimba yang eksotis. Tak perlu khawatir karena para petugas dan pendamping tak akan lepas dari anda.

Puas menikmati keindahan alam Baturaden, Sabtu siang anda bisa memutuskan pergi menuju Sokaraja, pusat kuliner yang sayang jika dilewatkan. Anda bisa langsung mencicipi Soto Sokaraja yang berbeda dengan soto-soto lainnya. Soto Sokaraja menggunakan ketupat dan sambal kacang yang dicampurkan pada kuah soto yang biasanya diisi jeroan ataupun daging. Menyantap soto dengan sambal kacang membuat soto Sokaraja dikenal lebih gurih dan memiliki rasa yang berbeda. Ada beberapa rekomendasi warung atau rumah makan yang menyediakan menu Soto Sokaraja yang biasanya dipenuhi pengunjung, yaitu Soto Sutri Sokaraja dan Soto Raja Lama. Soto Suktri Sokaraja yang berada di jalan Pramuka dan masuk gang sempit ini memang dikenal legendaris. Bisa jadi, semua warga Purwokerto hapal dengan warung soto yang menjadi tempat favorit walaupun tidak berada di jalan yang strategis.


Beberapa pelanggan bahkan rela antre agar bisa menikmati dan menyantap Soto Sutri. Siapa yang cepat datang dia yang dapat, karena biasanya warung soto ini langsung tutup begitu habis. Hanya dengan membayar uang Rp 15.000 anda dapat menikmati soto lezat dengan kuah kaldu yang nikmat. Beberapa camilan seperti lanting juga menjadi pilihan sembari menunggu soto datang. Begitupun Soto Raja Lama. Haji Suradi, sang pemilik, menjelaskan asal usul Soto Raja Lama dan perkembangannya yang kini sudah memiliki empat cabang di sudut kota Purwokerto. Kalangan artis bahkan Presiden pun sempat menjadi tamu istimewa untuk merasakan sedapnya racikan soto Sokaraja miliknya.

Di sini, pengunjung bisa memilih isi daging sampai sambal. Isian soto yang disediakan mulai soto daging, jeroan, dan ayam. Sedangkan sambal yang disediakan selain sambal kacang ada sambal special yang hanya ada di sini. Untuk melengkapi nikmatnya soto Sokaraja, Suradi juga menyediakan mendoan sebagai camilan bahkan ada beberapa yang menikmati soto yang dicampur langsung dengan mendoan. Harga semangkuk soto yang ditawarkan pun tak beda dengan soto lainnya. Lokasi Soto Raja Lama terhitung strategis di pinggir jalan. Tempatnya yang nyaman juga mengundang kedatangan pengunjung.


Setelah mencicipi kuliner, tak lengkap rasanya apabila belum berbelanja batik Banyumasan. Tak jauh dari jalan besar Sokaraja terpampang gapura bertuliskan “Selamat datang di kampung batik Sokaraja.” Begitu masuk ke dalam gang, anda akan menyusuri jalan yang dipenuhi oleh para pengrajin batik Banyumasan. Tak perlu bingung memilih, karena rata-rata harga yang dipatok hampir sama dengan kualitas yang tentunya baik. Beberapa lokasi belanja yang bisa anda datangi antara lain Batik Sokaraja, Batik GS, dan Batik AM. Meski toko ketiganya tidak cukup besar, namun ternyata ketiganya menyediakan kualitas batik terbaik dan harga yang sangat bersahabat.

Toko Batik Sokaraja kini dikelola oleh Aris Syahbani. Ia adalah generasi ketiga dari pemilik toko batik ini. Menurut Aris, batik tulis yang ada di Batik Sokaraja, proses pembuatannya masih mengikuti pakem seperti yang kakeknya lakukan dahulu. Tetapi kini ia juga menyediakan batik kombinasi dengan tren yang juga diminati pasar. Jadi batik yang disediakan di tokonya mengikuti permintaan konsumen yang datang saja. Harganya pun juga bersahabat karena ia langsung mengambilnya dari pengrajin. Untuk batik tulis, Aris menawarkan dengan harga mulai dari Rp 200 ribu. Sedangkan untuk batik kombinasi ditawarkan dari harga Rp 90 ribu. Memang saat ini lebih banyak batik tulis yang ia produksi, karena demi menjaga kerja sama dengan pengrajin. Untungnya setiap akhir pekan banyak pembeli dari luar kota yang masih mencari batik klasik. Kalau produk fashion hanya sebagai pelengkap karena memang ada juga pembeli yang mencari kemeja dengan batik yang bagus tetapi tidak begitu mahal.


Beberapa motif batik Banyumasan seperti lumbon, sekar jagat, sido mukti dan manggar menjadi batik yang banyak diminati. Pengrajin batik yang dimiliki Aris masih rutin memproduksi batik tulis dengan lebar 2,75 meter untuk sepotong kain. Sedangkan untuk batik kombinasi biasanya potongannya lebih kecil hanya 2,4 meter tapi dengan harga yang terjangkau. Selain itu untuk produk fashion seperti kemeja atau atasan harganya ada yang mulai dari Rp 85 ribu.

Sama halnya dengan Aris, salah satu toko batik yang juga masih berada di kampung batik adalah toko batik Gunung Slamet (GS) milik Nuralifah. Ibu dua anak ini menyarankan agar para wisatawan kampung batik mau mengeksplor beberapa toko batik karena masing-masing memiliki keunikannya sendiri. Bahkan toko kecil seperti miliknya pun tidak kalah, memiliki koleksi batik top dengan harga yang bersahabat. Batik kontemporer sampai batik yang sedang tren pun ia juga menyediakan. Perempuan kelahiran 16 Oktober 1985 ini sejak kecil memang sudah akrab dengan batik karena usahanya ini sudah masuk generasi kedua. Menurutnya, batik GS dikenal karena koleksi batik sogannya. Sementara aslinya, batik Banyumasan itu warnanya hitam, hijau, dan coklat tua. Dan batik GS juga cukup dikenal baik karena masih banyak menyediakan batik tulis kontemporer. Tetapi, batik GS pun tetap menyediakan batik kombinasi yang sedang tren. Batik tulis dihargai Rp 120 ribu ke atas, sedangkan batik kain kombinasi hanya Rp 85 ribu.


Di toko kecil miliknya, Alifah juga memamerkan produk fashion batik karena biasanya banyak tamu luar kota yang tertarik. Yang paling laku adalah kemeja yang berharga Rp 100 ribu tapi kualitas batiknya bagus. Sementara untuk yang paling mahal hanya sekitar Rp 500 ribu. Sementara di luar toko batiknya, sudah ada yang seharga jutaan dengan kualitas yang sama. Satu lagi pengrajin batik yang langsung bisa ditemui di rumahnya adalah Amin Maktuf yang memasang merek batik AM di halaman depan rumahnya. Ia memang tidak punya toko, tapi biasanya titip jual di beberapa toko oleh-oleh di Purwokerto. Karena langsung ke pengrajin jadi harganya tentu jauh lebih murah. Batik kain kombinasi ada yang seharga Rp 60 ribu, sedangkan batik tulis dengan kualitas bagus dijual dengan harga Rp 100 ribu ke atas.

Puas berkeliling Sokaraja, anda bisa langsung beristirahat dan bermalam di kota Purwokerto. Beberapa pilihan hotel sesuai anggaran bisa anda pilih. Tak ada salahnya menyempatkan mampir ke alun-alun kota untuk melihat keramaian jantung kota Purwokerto. Minggu pagi, sebelum meninggalkan Purwokerto, sebaiknya singgah terlebih dahulu di kawasan Sawangan, pusat oleh-oleh kota Purwokerto. Deretan toko oleh-oleh di tempat ini menyediakan berbagai oleh-oleh khas dari Purwokerto seperti mendoan, kecap, keripik tempe, getuk goreng, dan masih banyak lagi.


Salah satu toko oleh-oleh yang cukup terkenal dan legendaris adalah toko oleh-oleh Echo 21 milik Ledjar Astuti. Perempuan kelahiran 6 Agustus 1964 ini sudah membuka toko oleh-oleh sejak 1991. Produk mendoan dan kecap serta tepung bumbu olahannya cukup pamor dan dikenal sebagai oleh-oleh wajib yang harus dibawa. Nama Echo diambil karena artinya enak, sedangkan 21 itu karena berada di Jalan Sutoyo Nomor 21. Setiap hari toko buka dari pagi hingga sore hari. Untuk tempe mendoan, setiap hari Ledjar harus menggoreng sampai 1000 bungkus. Harga mendoan yang besar mulai dari Rp 3000, dan yang kecil Rp 1500.

Di toko oleh-oleh ini, mendoan yang ditawarkan ada yang dalam bentuk mentah dan gorengan. Biasanya disiapkan dalam besek dan diisi dengan tepung bumbu dan kecap echo yang dikenal super lezat. Ledjar bekerja sama dengan kelompok pengrajin tempe yang menghasilkan tempe berkualitas, sedangkan kecap dan tepung bumbu hasil produksinya sendiri. Ternyata responsnya sangat bagus.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MENIKMATI KEINDAHAN KAIN TENUN NTT


Ingin memiliki kerajinan asli dari daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) ? Datanglah ke Ina Ndao, pusat kerajinan kain tenun khas NTT yang terletak di Jalan Kebun Raja II, Naikoten I, Kupang, NTT. Galeri sekaligus workshop yang letaknya jauh dari jalan raya itu merupakan tempat pembuatan karajinan tenun sekaligus penjualan kerajinan khas NTT lainnya seperti alat musik sasando, tasbih cendana, dan topi khas NTT Ti’i Langga. Selain kain tenun, kerajinan tangan lainnya adalah titipan oleh para pengrajin di NTT. Bagian depan Ina Ndao digunakan sebagai galeri. Sedangkan di bagian belakang digunakan sebagai tempat produksi kain tenun. Di sana terdapat bahan baku seperti kain, benang, kayu, dan peralatan produksi lainnya yang masih tradisional karena pembuatannya tidak menggunakan mesin sama sekali. Untuk bahan baku dari kayu, yang diambil biasanya kayu jati dan kayu bayam. Kayu jati diambil dari Pulau Timor sedangkan kayu bayam diambil dari Sulawesi.



Di tempat produksi itu, ada sekitar lima orang pengrajin. Namun, sebenarnya Ina Ndao memiliki 24 pekerja lainnya yang tersebar di workshop yang letaknya terpencar-pencar. Semua produk tenun dan kerajinan khas NTT ada di Ina Ndao. Dan, semua hasil produk itu dikerjakan oleh tenaga kerja asal NTT juga, masyarakat dari berbagai daerah di NTT. Mulai dari Timor, Rote, Sabu, Flores, Pulau Sumba, Alor, dan Lembata. Semua kain tenun ikat dari 21 kabupaten/kota di NTT ada di sini. Motif dan coraknya pun bermacam-macam. Motif kain tenun yang dihasilkan tidak melulu dengan gaya lama. Tetapi, juga disesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun, modifikasi motif itu tidak keluar dari ciri khas dan keunikan setiap daerah di NTT.

Proses pembuatan kain tenun ini dimulai dengan membuat bola benang. Kemudian, menghani, yaitu menyusun bola-bola benang di atas mesin tenun. Alur berikutnya adalah mengikat benang menjadi sebuah motif yang dilanjutkan pewarnaan. Setelah itu, benang yang sudah diikat, dibuka dan kemudian motif kembali diatur. Langkah terakhir adalah mulai menenun kain. Harga produk tenun yang dijual di toko bisa sangat bervariasi. Mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung dari tingkat kesulitan pembuatan dan kerumitan motif serta warnanya. Semakin rumit dan banyak warna, maka harganya akan makin mahal. Syal tenun dihargai mulai dari Rp 15 ribu dengan lebarnya 10 cm. Ada juga yang Rp 35-40 ribu. Yang membedakan harga adalah prosesnya. Tenun Sumba rata-rata Rp 2-3 juta karena prosesnya sulit dan bisa dikerjakan sampai dua atau tiga bulan. Paling mahal, Rp 5 juta untuk selembar kain tenun. Setiap bulan, rata-rata kain tenun yang dihasilkan mencapai 40 lembar. Semua kain tenun itu ada yang dijual di Kupang dan juga memenuhi permintaan dari luar NTT.


Menurut Dorce Luci, Pemilik Ina Ndao, kain tenun khas NTT sekarang sudah dikenal oleh masyarakat dunia. Selama ini kegiatan promosi berupa pameran dan festival sudah dilakukan meski belum sering. Orang mengenal tenun ikat khas NTT ini seperti orang mengenal batik dari Pulau Jawa. Saat SBY menjabat sebagai Presiden RI sempat ada kegiatan APEC di Bali, dan atas prakarsa Presiden SBY, seluruh peserta yang adalah kepala negara itu mengenakan tenun ikat khas NTT, termasuk Presiden AS, Barack Obama. Begitu pun dalam kegiatan Hari Pers Nasional 2016. Seluruh tamu dan wartawan yang menghadiri kegiatan mengenakan tenun ikat khas NTT. Dorce pun juga sudah membawa dan memperkenalkan berbagai motif tenun ikat khas NTT ini ke sejumlah daerah di luar NTT, termasuk di beberapa negara di dunia. Dengan kondisi ini, maka hal ini bisa menjadi peluang baginya untuk terus gencar memproduksi, mempromosikan dan mengembangkan tenun ikat khas NTT.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS