RSS

BERKUNJUNG KE DUSUN SADE, LOMBOK




Belum ke Lombok bila melewatkan Dusun Sade, sebuah dusun yang terletak di Lombok Tengah, 30 kilometer dari Mataram, Nusa Tenggara Barat. Lokasinya persis di pingir jalan Praya-Kuta. Tidak akan terlalu sulit menemukan lokasinya karena sebuah papan petunjuk cukup besar akan memberikan sinyal wisatawan untuk berhenti.


Sade berasal dari bahasa lokal yang artinya obat. Sebelum menjadi perkampungan penduduk, Dusun Sade adalah sebuah bukit tempat masyarakat Sasak berobat. Dulunya Sade adalah perbukitan yang dikeramatkan masyarakat setempat. Sade merupakan dusun tertua di Lombok Tengah. Sampai saat ini sudah ada 17 generasi yang menghuni Dusun Sade. Sekarang desa ini memiliki 150 kepala keluarga yang terdiri atas 750 penduduk.

Hampir seluruh penduduk Sade bermata pencaharian sebagai petani. Namun, karena petani di Sade bertani dengan sistem tadah hujan, mereka hanya panen satu kali setahun. Untuk mencukupi pasokan beras, petani Sade membangun lumbung penyimpanan padi.

Lumbung padi masyarakat Sade mirip dengan lumbun padi masyarakat Sasak (suku di Lombok) pada umumnya. Satu lumbung padi mencukupi kebutuhan empat hingga lima keluarga. Masyarakat Sade tidak menjual hasil taninya ke luar karena seluruhnya dimanfaatkan untuk konsumsi sehari-hari sampai masa panen selanjutnya.

Bagi masyarakat Sade, hanya laki-laki yang boleh naik ke lumbung. Ada mitos yang mengatakan kalau perempuan yang naik ke lumbung akan menyebabkan mandul. Perempuan Sade umumnya tidak ikut bertani. Mereka biasanya menenun. Lombok memang terkenal dengan tenun songket Sasak. Hampir seluruh perempuan Sade pandai menenun benang menjadi songket. Pekerjaan ini sudah ditekuni sejak usia tujuh tahun. Hasil tenunan kemudian dijual.



Perempuan Sade juga memiliki keahlian memintal benang sendiri untuk tenun. Dengan alat pintal sederhana yang terbuat dari kayu, perempuan Sade memenuhi kebutuhan tenunnya. Ada berbagai jenis hasil tenun perempuan Sade, yaitu syal, kain, sampai sarung. Harganya pun bervariasi bergantung benang yang dipakai dan kerumitan motif. Semakin rumit motifnya, semakin mahal harganya. Selain tenun, perempuan Sade juga membuat kerajinan, seperti gelang.



Warga Sade masih mempertahakan bentuk rumah tradisional. Rumah yang disebut Bale Tani ini terbuat dari bambu dan kayu. Atapnya menggunakan daun alang-alang. Sebagai pondasi dan lantai rumah, masyarakat Sade memanfaatkan sampah tani alias jerami yang dicampur dengan tanah liat.

Uniknya, lantai rumah masyarakat Sade dipel dengan kotoran sapi dicampur air. Selain sebuah ritual turun temurun, mengepel dengan kotoran sapi dipercaya dapat mencegah kehadiran nyamuk di dalam rumah. Namun, kegiatan ini tidak lagi dilakukan seluruh penduduk Sade. Sejak Islam masuk ke Lombok, masyarakat Sade mengurangi kegiatan itu karena dianggap najis.

Rumah masyarakat Sade terdiri atas dua-tiga ruangan, ruang depan, tengah, dan satu kamar. Satu kamar ini ditempati oleh anak perempuan yang belum menikah. Kamar ini juga dipakai jika perempuan Sade melahirkan. Sedangkan, orang tua tidur di ruang depan. Ruang belakang posisinya lebih tinggi dibandingkan ruang depan. Untuk mencapai ruang belakang, terdapat tiga tangga yang memiliki makna tiga tahapan kehidupan, yaitu lahir, berkembang, dan mati.

Selain lumbung dan bale tani, Dusun Sade juga memiliki balai pertemuan. Balai ini menyerupai pendopo dan dipakai untuk musyawarah, menerima tamu, dan acara pernikahan.

Sebelum mengenal Islam, penduduk Sade menganut agama yang disebut Wetu Telu atau Waktu Tiga. Agama ini merupakan campuran dari Hindu, Buddha dan animisme. Saat ini, 100 persen penduduk Sade menganut agama Islam. Penduduk Sade mulai menganut Islam sejak generai ke tujuh dan ke delapan.

Hampir semua masyarakat Sade menikah dengan saudara dekat, seperti sepupu atau besan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kelestarian budaya Sade. Sehingga, bisa dipatikan seluruh penduduk di Dusun Sade masih memiliki hubungan kekeluargaan satu sama lain.

Selain menjaga budaya, pernikahan antar keluarga ini juga dilakukan karena faktor ekonomi. Pernikahan sesama Sade tidak memerlukan biaya besar. Mas kawinnya hanya berupa uang Rp 100-200 ribu saja. Sedangkan, kalau menikah dengan penduduk luar Sade, keluarga mempelai harus memotong empat sampai lima ekor kerbau yang tentu saja harganya tidak murah.

Ada yang unik dengan proses pernikahan penduduk Sade. Tradisinya, sebelum melamar, calon mempelai laki-laki harus menculik calon istrinya dari rumahnya. Laki-laki tersebut akan menyembunyikan si gadis di rumahnya atau rumah rekannya.

Kemudian, keluarga laki-laki akan datang ke rumah keluarga perempuan untuk memberi tahu kalau anak gadisnya ada di rumah. Lalu terjadilah proses lamaran, kemudian pernikahan. Tradisi ini masih dilakukan sampai sekarang. Namun, proses penculikan itu tidak dilakukan secara mendadak atau diam-diam, tetapi sudah direncanakan dengan orang tua perempuan. Biasanya mereka sudah janjian melalui telepon.
  


PANTAI KUTA LOMBOK 
 


Tidak terlalu jauh dari Dusun Sade, terdapat tempat wisata lain yang sayang untuk dilewatkan. Masyarakat setempat menyebutnya Pantai Kuta. Pantai Kuta terletak di selatan Lombok, tidak jauh dari Bandara Internasional Praya. Pantai ini, masih kurang terkenal bila dibandingkan Pantai Kuta, Bali. Namun, pemandangan yang disuguhkan tidak kalah. Pantainya dikelilingi perbukitan, airnya jernih, dan suasananya sangat tenang.

Pantai Kuta Lombok juga disebut dengan Pantai Pasir Merica. Sebutan ini datang karena pasirnya yang bulat-bulat besar, seperti merica. Garis pantainya cukup panjang, namun ombaknya tidak terlalu cocok untuk berselancar. Selain karena ombaknya tidak terlalu tinggi, Pantai Kuta juga dikelilingi oleh karang. Pantai ini cocok untuk berjemur dan permainan air.

Selain keindahan pantainya, yang cenderung masih perawan, Pantai Kuta juga memiliki makna bagi masyarakat Lombok. Setiap tahun, di pantai ini selalu dilaksanakan upacara Sasak yang disebut Upacara Bau Nyale. Upacara tersebut merupakan tradisi berburu cacing laut yang hanya keluar pada waktu tertentu.

Selain Kuta, wisatawan juga tidak boleh melewatkan kegiatan snorkeling di pulau-pulau sekitar Lombok, seperti Gili Trawangan. Pulau ini dapat ditempuh menggunakan kapal selama 40 menit dari Pantai Senggigi. Wisata Rinjani dan Tambora juga boleh dicoba bagi yang menyukai kegiatan mendaki.



NIKMATI LEZATNYA BOLU KUSKUS KETAN ITEM, OLEH-OLEH KHAS JAKARTA DENGAN CITA RASA ASLI YANG MENGGUGAH SELERA. PEMESANAN BISA DI  SINI
 



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar