RSS

MENGENAL PARIWISATA BANGKA TENGAH - PROVINSI BANGKA BELITUNG.

PULAU KETAWAI


Pulau Ketawai yang masuk dalam wilayah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung memiliki keindahan yang luar biasa, bahkan banyak yang menyebut seperti pulau di dalam surga. Di pulau ini, kita akan disuguhi pantai dengan pasir putih sehalus tepung dengan air laut yang berwarna biru muda. Kita pun juga bisa melakukan olahraga air seperti snorkeling, menyelam, dan memancing. Belum lagi suasana teduh dari dalam pulau karena dipayungi ribuan pohon kelapa dan pepohonan lainnya. Pulau ini juga bisa dikelilingi dengan berjalan kaki selama kurang lebih satu jam. Di tepi pulau, semuanya dikelilingi oleh pasir putih yang halus.

Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah memang sedang gencar mempromosikan Pulau Ketawai sebagai salah satu tujuan wisata. Berbagai cara dilakukan untuk memperkenalkan pulau ini kepada masyarakat dan wisatawan lokal maupun asing. Salah satu caranya adalah dengan mengikutkan Pulau Ketawai sebagai salah satu tujuan Sail Indonesia yang diselenggarakan setiap tahun. Dalam kegiatan ini, Pulau Ketawai menjadi daerah tujuan pelayaran yang diikuti belasan kapal yacht dari berbagai negara. Pulau Ketawai memang memiliki keunggulan sebagai daerah tujuan Sail Indonesia. Yakni, titik labuh kapal dengan pulau dekat, aman, air bersih, dan wilayah perairannya menjadi perlintasan perhubungan jalur laut.


Dengan seringnya Pulau Ketawai diikutkan dalam Sail Indonesia, maka kepopuleran pulau ini pun semakin meningkat di mata masyarakat dan wisatawan lokal maupun asing. Diharapkan, orang yang sudah pernah datang ke pulau ini, akan menceritakan kepada teman-temannya dari mulut ke mulut sehingga memancing minat mereka untuk berwisata ke pulau ini. Namun, sebagai tempat daerah wisata, Pulau Ketawai masih memiliki kekurangan, yakni belum adanya tempat penginapan seperti cottage. Karena itu, rencana ke depan Pemkab Bangka Tengah akan mengupayakan membangun tempat penginapan di pulau ini, dengan konsep yang tetap menjaga kelestarian alam. Meski belum memiliki penginapan permanen, namun hal tersebut tidak mengurangi minat pelancong untuk datang ke Pulau Ketawai. Setiap akhir pekan, banyak pelancong yang datang dan menginap. Mereka membuat tenda-tenda sebagai tempat istirahat. Sementara toilet, kamar bilas, kamar mandi, air bersih, dan mushala sudah tersedia. 

Untuk menuju Pulau Ketawai, perjalanan bisa dimulai dari Bandara Pangkal Pinang. Setelah jalan kaki keluar dari bandara, kita bisa menunggu bus atau angkot ke Desa Kurau di halte yang terdapat di seberang bandara. Ongkos naik transportasi umum ini Rp 20 ribu per orang. Atau kita juga bisa naik taksi rental (mobil seperti Avanza) dengan ongkos Rp 150 ribu, atau bisa pula naik taksi blue bird dengan sistem argo.  Dari Desa Kurau, kita lanjutkan perjalanan dengan naik perahu motor/kapal nelayan yang bermuatan maksimal 15 orang, dengan ongkos Rp 800 ribu seharian pulang-pergi (pp).

MENYUSURI HUTAN PELAWAN.


Salah satu wisata alam di Kabupaten Bangka Tengah adalah Hutan Pelawan di Desa Namang yang letaknya di daratan Pulau Bangka. Hutan dengan luas 300 hektare itu berstatus hutan keanekaragaman hayati dengan komposisi 47 hektare dijadikan taman wisata dan sisanya hutan adat. Untuk taman wisata, pemerintah daerah setempat sudah membangun jogging track dan jembatan yang terbuat dari kayu. Dengan cat warna merah, jembatan ini terlihat kontras dengan hutan dan pepohonan yang berwarna hijau. Di beberapa titiknya ada rumah panggung kecil yang juga terbuat dari kayu. 

Hutan ini memiliki flora dan fauna endemik lokal. Untuk flora, terdapat pohon pelawan yang dijadikan nama hutan ini. Pohon pelawan adalah pohon dengan batang yang tidak terlalu besar dan memiliki warna merah. Pohon ini biasa digunakan untuk bahan-bahan bangunan. Selain itu, ada pohon rempudung, nyatoh, dan juga jamur pelawan. Jamur pelawan dibudidayakan oleh masyarakat setempat dan panen setahun sekali. Karena itulah harganya juga menjadi mahal, bisa mencapai Rp 2,5 juta untuk satu kilogramnya. Jamur ini mahal juga karena rasanya enak. Bahkan, sejumlah warga menyebut rasanya seperti tetelan atau lemak sapi.


Di hutan ini juga ada budidaya madu dan lebah. Madu yang dihasilkan adalah madu pahit dan paling rendah kadar airnya. Untuk fauna, di hutan ini terdapat ratusan jenis burung. Yang terkenal adalah burung rajaudang. Selain itu ada hewan tarsius bangkanus atau tarsius bangka, yakni hewan primata kecil seukuran telapak tangan yang termasuk hewan langka di dunia. Tarsius yang ada di pulau Bangka ini adalah salah satu dari tiga jenis tarsius yang ada di dunia, yakni Tarsius tersier di Sulawesi, dan satu jenis lagi di Filipina.

Tarsius adalah hewan nokturnal yang bergerak di malam hari. Pada siang hari tarsius tidur dengan bersembunyi di balik dedaunan. Maka menemukan primata ini memang bukan sesuatu yang mudah. Ada beberapa hal yang membuat sulitnya menemukan tarsius. Pertama, satu ekor tarsius membutuhkan daerah teritorial seluas 2-3 hektare. Jika musim kawin, satu daerah bisa memiliki satu pasang tarsius. Tetapi, setelah musim kawin berlalu yang jantan akan pergi lagi mencari daerah baru. Penyebab sulit lainnya adalah karena pengaruh habitat. Tarsius tidak mau hidup di hutan yang pohonnya besar-besar. Mereka cenderung memilih hutan yang memiliki pohon-pohon kecil sebagai tempat tidur mereka seperti di hutan Pelawan ini.


Karena itu, jika hutan Pelawan saat ini memiliki luas 300 hektare, diperkirakan ada 150 ekor tarsius yang berada di hutan ini. Namun, jumlah itu juga belum pasti karena belum ada penelitian mengenai jumlah tarsius di hutan Pelawan. Hal tersebut karena penelitian tarsius memiliki banyak kendala, yakni sulitnya menemukan tarsius dan eksplorasi hutan yang biayanya tidak sedikit. Banyak pemburu foto yang ingin mengabadikan primata terkecil di dunia dan sangat langka ini di hutan Pelawan. Hutan Pelawan memang bisa juga menjadi destinasi wisata bagi para fotografer yang mencintai tema alam. Namun, karena sulitnya mengambil gambar tarsius, perlu ada berbagai persiapan yang dilakukan. Di antaranya adalah perlu menggunakan senter, karena untuk menemukan tarsius bisanya di malam hari. Selain itu perlu juga melibatkan warga lokal sebagai pemandu. Karena warga lokal banyak yang berprofesi sebagai pemburu benapun, atau hewan sejenis kelinci di hutan Pelawan. Sehingga, tak jarang mereka kerap bertemu pula dengan tarsius dan mengetahui jejak-jejaknya di hutan.

LEMPAH KUNING NANAS KEPALA MAYONG.


Kabupaten Bangka Tengah memiliki masakan khas bernama lempah kuning nanas kepala mayong. Makanan ini seperti gulai tetapi tanpa memakai santan. Rasanya asam, manis, dan juga pedas. Makanan ini menjadi segar karena terdapat potongan nanas kecil-kecil. Harganya paling rendah Rp 60 ribu per porsi dengan tambahan nasi dan lalap-lalapan.

Lempah kuning nanas kepala mayong ini bisa didapatkan di beberapa rumah makan di Bangka Tengah. Salah satunya Warung Yuli di Jalan Raya Desa Dul. Pemilik Warung Yuli, Arian Danil menjelaskan, bahan dasar masakan ini adalah ikan mayong segar. Sedangkan untuk bumbu kuahnya adalah air, kunyit, bawang merah, bawang putih, kemiri, laos, lengkuas, nanas, dan cabai kecil. Namun, semuanya itu tidak asal dicampur. Yang masak harus tahu takaran per bumbunya. Kalau tidak, nanti rasanya akan amis. Restoran ini kerap dikunjungi oleh pejabat-pejabat, baik tingkat provinsi maupun pusat yang sedang berkunjung ke Bangka Tengah. Selain itu, artis-artis dari Jakarta juga kerap menyambangi restoran ini.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar