Kota kecil di
ujung Barat Daya Provinsi Jawa Timur ini menyimpan banyak keindahan alam, salah
satunya goa-goa yang menawan dan unik. Layak rasanya bila kota seluas 1.390 km2
ini mendapat julukan Kota Seribu Goa. Yuk, kita intip goa-goa yang ada di
Pacitan !
GOA TABUHAN
Berlokasi di
Dukuh Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Goa Tabuhan buka sejak pagi
hingga sore hari. Berjarak sekitar 25 km dari pusat kota Pacitan, objek wisata
yang satu ini menjadi salah satu pilihan wisata yang layak dikunjungi. Seperti
goa lainnya di Pacitan, deretan batu tetes (dripstone)
membentuk stalaktit dan stalagmit berukuran besar menyerupai pilar menjadi
pemandangan yang menakjubkan di Goa Tabuhan ini. Bedanya, stalaktit dan stalagmit
yang berada di area dalam goa ada yang bisa mengeluarkan bunyi serupa gamelan
apabila ditabuh. Tak heran, nama Goa Tabuhan pun diberikan karena keunikannya
ini. Apabila pengunjung berniat mendengarkan alunan merdu dan atraksi para
penabuh stalaktit dan stalagmit, dapat menikmatinya dengan membayar Rp 150.000
per pertunjukan. Dalam setiap pertunjukan, para penabuh yang juga warga
setempat akan menampilkan 3 buah lagu. Tepukan meriah pun biasanya selalu
mengiringi saat atraksi selesai. Untuk menghemat biaya, kebanyakan pengunjung
mengajak 10 hingga 15 pengunjung lain untuk bersama-sama menikmati pertunjukan
luar biasa ini.
Asyiknya,
ruang di dalam Goa Tabuhan ini cukup besar sehingga pengunjung bisa leluasa
berjalan dan melihat stalaktit dan stalagmit yang menawan itu. Para pengunjung
yang tak ingin sendirian dan ingin mengetahui seluk-beluk sejarah Goa Tabuhan
juga bisa memanfaatkan jasa tour guide
yang disediakan pihak pengelola. Selain itu, perangkat senter yang bisa
membantu menjelajah goa juga disewakan untuk membantu pengunjung menyusuri goa.
Goa Tabuhan sebelumnya bernama Goa Tapan. Ini karena banyak orang yang datang
ke goa ini dengan tujuan bertapa. Konon, Pangeran Diponegoro pun dipercaya
melakukan ritual bertapa di goa ini, bahkan beberapa bagian goa dijadikan
petilasannya.

Menurut pihak
pengelola, Goa Tabuhan ramai dikunjungi pengunjung pada akhir pekan.
Setidaknya, 500 pengunjung yang datang, tak hanya dari kota Pacitan tetapi juga
dari luar kota. Tak hanya menikmati merdunya tabuhan dari batu stalaktit dan stalagmit,
pengunjung juga bisa melihat hasil kerajinan yang dipamerkan di bagian luar
goa. Beberapa pengrajin batu akik dan aksesori juga siap melayani dan
menawarkan barang dagangan untuk dijadikan oleh-oleh. Untuk bisa menikmati Goa
Tabuhan, pengunjung dikenai biaya Rp 7000 untuk dewasa dan Rp 5000 untuk
anak-anak. Tiket disediakan di dua loket yang tersebar di atas dan di bawah Goa
Tabuhan.
GOA GONG
Tak jauh dari
obyek wisata Goa Tabuhan, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan menuju Goa
Gong. Berlokasi di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, goa ini memiliki
pemandangan stalaktit dan stalagmit yang luar biasa. Berbeda dengan Goa Tabuhan
yang memiliki ruang yang luas, ruang-ruang di Goa Gong relatif sempit dengan
akses ke dalam goa yang cukup menantang dengan anak tangga kecil dan sedikit
licin. Untuk masuk ke dalam Goa Gong, pengunjung harus berjalan setidaknya 800
meter dari gerbang pintu masuk. Apabila pengunjung tak ingin capek, mereka
dapat memanfaatkan layanan ojek dengan biaya Rp 10.000. Belum cukup, pengunjung
juga harus melewati puluhan anak tangga karena posisi Goa Gong yang letaknya
cukup tinggi.
Namun, rasa
capek setelah menempuh anak tangga terbayar saat memasuki goa. Selain menikmati
keindahan stalaktit dan stalagmit, pengunjung juga dapat melihat pemandangan
beberapa gunung yang mengelilingi Goa Gong, seperti Gunung Manyar di sebelah
Utara, Gunung Gede di sebelah Timur, Gunung Grugah di sebelah Barat, serta
Gunung Karang Pulut di sebelah Selatan. Goa Gong memiliki 7 ruangan besar
dengan kedalaman sekitar 700 hingga 800 meter. Salah satu ruang yang menjadi
favorit dan biasanya dipenuhi pengunjung adalah Sendang Bidadari yang memiliki
air yang jernih. Sendang Bidadari memang menjadi daya tarik bagi para
pengunjung karena memiliki mitos yang melegenda.

Konon, di
Sendang Bidadari sering didapati seorang wanita cantik yang menyerupai
bidadari. Sebenarnya, tak hanya Sendang Bidadari saja yang ada di Goa Gong,
tetapi masih ada lima sendang lainnya, yaitu Sendang Jampi Rogo, Sendang
Panguripan, Sendang Relung Jiwo, Sendang Kamulyan, dan Sendang Relung Nisto
yang juga dipercayai warga setempat airnya dapat menjadi obat untuk
menyembuhkan penyakit. Pada ruangan ketiga dan keempat di mulut goa terdapat
batu kristal dan marmer yang unik dan indah. Berbeda dengan ruang lain yang
tidak begitu luas, ruang kelima merupakan ruangan yang paling luas sehingga
pengunjung dapat leluasa bergerak. Bahkan, ruang kelima dalam Goa Gong sering
menjadi langganan tempat mini konser musik mancanegara seperti musisi dari
Swiss, Inggris, dan Prancis.
Ruang keenam
juga tak begitu luas namun dipercaya sebagai tempat untuk bertapa. Dan ruang
terakhir yaitu ruang ketujuh, ada batu besar unik yang apabila ditabuh akan
mengeluarkan bunyian seperti alat musik Gong sehingga gua ini diberikan nama
Goa Gong. Para pengunjung tak perlu khawatir tersesat di dalam goa ini karena
petugas tersebar di masing-masing ruang dan bahkan mengawasi pengunjung dari
mulut goa sampai ke dalam. Petunjuk dan lampu yang ada di dalam goa juga
memudahkan pengunjung untuk melihat-lihat dan bertualang menjelajahi goa ini.
Pengunjung juga dapat menyewa perangkat senter dengan biaya Rp 5000 apabila
ingin melihat goa lebih jelas. Jalan setapak lengkap dengan pagar pembatas juga
sudah tersedia sehingga pengunjung lebih aman. Namun, pengunjung harus tetap
berhati-hati dan sebaiknya menggunakan sepatu yang memiliki alas kasar karena
lantai goa yang cukup licin.

Keunikan dan keindahan
Goa Gong inilah yang mengundang para wisatawan domestik maupun mancanegara
berdatangan untuk menikmati keindahannya. Menurut pihak pengelola, setidaknya hampir
1000 pengunjung yang datang silih berganti di hari Sabtu dan Minggu. Selain
menikmati keindahan batu dan keunikan goa, para pengunjung juga bisa berburu
oleh-oleh di pasar batu akik yang terdapat di area luar goa. Tiket untuk
memasuki Goa Gong di hari libur mulai Rp 5000 untuk anak-anak dan Rp 12.000
untuk orang dewasa. Bagi yang ingin mendapatkan banyak informasi sebelum masuk
ke dalam goa, tepat di depan gerbang “Selamat Datang” pihak pengelola
menyediakan pusat informasi. Lengkap berpakaian lurik dan blangkon, para
pemberi informasi ini dengan ramah akan melayani pertanyaan pengunjung yang
ingin bertanya lebih jauh mengenai Goa Gong.
GOA SONG TERUS
Masih berlokasi
di Kecamatan Punung, tepatnya di Desa Wareng, pengunjung bisa mengunjungi satu
lagi goa di Pacitan yang tak kalah indahnya. Goa Song Terus, begitu namanya.
Berbeda dengan dua goa sebelumnya, goa ini diyakini merupakan tempat tinggal
manusia purba. Apalagi pada tahun 1999 ditemukan fosil kerangka manusia purba
yang diperkirakan sudah berusia 10 ribu tahun. Oleh para arkeolog dan warga
setempat, fosil kerangka manusia purba yang ditemukan di dalam goa ini kemudian
diberi nama Mbah Sayem. Saat ditemukan, Mbah Sayem dalam posisi tengah
menggenggam batu dan tulang dan diperkirakan ia tengah bekerja. Selain itu,
beberapa fosil kepala monyet ekor panjang juga tersebar di sekelilingnya. Tak
heran banyak yang penasaran dan ingin melihat keberadaan fosil manusia purba
tertua di Indonesia itu.
Awalnya, goa
ini hanya menjadi tujuan para arkeolog yang ingin meneliti sejarah manusia
purba. Namun, melihat potensi yang ada di sana, goa ini pun akhirnya dijadikan
salah satu obyek wisata di Pacitan. Goa Song Terus memang tidak seluas dua goa
sebelumnya karena hanya memiliki panjang 150 meter dengan lebar 20 meter. Beberapa
benda temuan dalam goa ini juga menjadi bukti bahwa ada sejarah kerajaan
manusia purba di Jawa pada masa ratusan ribu tahun lalu. Serunya, bagi yang
mengunjungi goa ini akan mendapatkan banyak informasi sejarah terutama mengenai
manusia purba. Benar saja, wisata goa ini biasanya menjadi tujuan wisata edukasi
yang diselenggarakan beberapa sekolah dan institusi. Terlebih informasi yang
disediakan juga komplit sehingga pengunjung pun mendapatkan nilai ekstra
edukasi dengan cara yang menyenangkan.

Bagi
pengunjung yang ingin melihat ratusan ribu artefak, Goa Song Terus menjadi
pilihan wisata goa yang wajib untuk didatangi. Walaupun belum memiliki tarif resmi
dan tergolong gratis apabila ingin mengunjungi wisata ini maka pengunjung dapat
memberikan uang sukarela sebagai uang kebersihan. Hampir serupa dengan Goa Song
Terus, sekitar 3 kilometer dari goa ini juga ditemukan goa hunian manusia yang
dinamakan Goa Song Keplek. Lima manusia goa yang ditemukan di goa ini
diperkirakan hidup 8000 hingga 4.500 tahun lalu. Serupa dengan penemuan di Goa
Song Terus, di sana juga ditemukan alat serpih batu, alat tulang, serta alat
cangkang kerang. Beberapa arkeolog bahkan menyatakan goa-goa yang ada di
Pacitan menjadi hunian manusia purba Homo Erectus.
0 komentar:
Posting Komentar