Provinsi
dengan ibukota Samarinda ini ternyata tak hanya kaya akan hasil hutan dan
tambang. Selain memiliki luas wilayah daratan 127.267,52 km2, wilayah laut
seluas 25.656 km2, yang dimiliki Kalimantan Timur juga menyimpan keindahan
bawah air yang patut disambangi. Dari banyak lokasi wisata yang ditawarkan
Kalimantan Timur, keindahan bawah air di Pulau Derawan, Pulau Maratua, dan
Pulau Kakaban sudah lama menjadi tujuan utama pelancong dalam dan luar negeri.
Perjalanan
menuju wisata bawah air Kalimantan Timur dimulai setelah kita mendarat di
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, yang dulu bernama Bandara Sepinggan di
Balikpapan. Dari Balikpapan, perjalanan dilanjutkan melalui jalan darat melalui
beberapa kota seperti Samarinda hingga Berau. Dari Berau, perjalanan menuju
lokasi wisata dilanjutkan dengan menggunakan kapal laut menuju ke pulau-pulau tujuan.
Namun jika ingin tiba di tujuan dengan cepat, anda bisa juga memilih perjalanan
melalui udara menuju Berau dengan menggunakan pesawat perintis dari Balikpapan
atau Tarakan. Sementara selain di Berau, kapal laut menuju lokasi wisata ini
dapat pula ditemukan di dua lokasi lain yakni Tanjung Batu dan Tanjung Redeb.
Biaya kapal laut sangat bervariasi tergantung jenis dan kapasitas.
Bulan April
hingga Oktober merupakan waktu terbaik untuk berwisata di tempat ini. Salah
satu alasannya adalah karena pada bulan-bulan tersebut ombak tidak terlalu
besar sehingga perjalanan dapat berlangsung nyaman. Tubuh yang lelah akibat
perjalanan panjang menuju lokasi wisata ini langsung segar kala pantai Pulau
Maratua mulai terlihat dari kejauhan. Pasir putih dengan air laut berwarna
kehijauan di dekat dermaga membuat tak sabar untuk segera menginjakkan kaki di
salah satu pulau terluar di Indonesia itu. Pulau Maratua yang terletak di Laut
Sulawesi dan berbatasan langsung dengan Malaysia merupakan salah satu dari 31
pulau di kawasan Kalimantan Timur yang sudah dikenal hingga mancanegara. Tak
heran dengan segala keindahan ciptaan Tuhan yang ditawarkannya, pulau ini kerap
disebut pulau surgawi.
Pantai di pulau
yang jika dilihat dari udara seperti huruf U ini menawarkan wisata bawah air
yang beragam. Terumbu karang warna-warni dan ikan cantik yang berenang bebas
bahkan bisa dinikmati keindahannya dari permukaan air. Tak hanya menjadi tujuan
pelancong, pantai pulau ini pun menjadi salah satu tujuan utama penyu hijau
untuk bertelur. Berdasarkan informasi yang didapat dari salah satu pemandu
wisata menyelam, di tempat ini terdapat 21 titik penyelaman. Warga di pulau ini
kebanyakan berprofesi sebagai nelayan dan tersebar di empat kampung. Demi
mendukung pengembangan potensi wisata bahari berbasis masyarakat, pada Juli
2012, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, menetapkan
Pulau Derawan dan Maratua sebagai desa wisata. Diharapkan, masyarakat kedua
pulau dapat terlibat aktif dalam pengembangan wisata, juga menjaga kelestarian
alam.
Meski
berpenghuni, menghabiskan hari di Maratua sungguh romantis dan semakin terasa
betapa kita sungguh kecil di hadapan kebesaran Illahi. Menginap di Maratua
Paradise Resort memberikan sensasi berbeda dari penginapan lain. Selain
langsung berhadapan dengan laut, beberapa kamar memang didirikan tepat di atas
laut dangkal pulau ini. Lokasi berenang atau snorkeling pun tidak terlalu jauh, pasalnya tepat di depan restoran
terdapat titik snorkeling yang indah.
Ditemani deburan ombak sambil menyaksikan ikan dari berbagai jenis dari
dermaga, lokasi ini cocok untuk dijadikan lokasi bulan madu.
Puas bermain
bersama ratusan bahkan mungkin ribuan ikan kecil beraneka warna dan jenis, kita
bisa kembali melaut menuju Pulau Derawan. Pulau Derawan juga memiliki banyak
aktivitas yang ditawarkan bagi para pelancong. Mulai dari berenang, snorkeling, diving, banana boat, dan
berkeliling pulau menggunakan sepeda. Air laut yang mengelilingi pulau ini
masih terjaga kebersihannya dan sangat bening. Bahkan hanya dari permukaan bisa
terlihat beragam fauna laut, termasuk penyu berukuran besar yang sesekali
menaikkan kepalanya ke atas permukaan air.
Sebelum
perjalanan dari pulau ke pulau di wilayah Kalimantan Timur diakhiri, Pulau
Kakaban menjadi tujuan berikutnya. Pulau asri dan tidak berpenghuni ini
menyimpan rahasia yang menjadi magnet bagi pelancong mancanegara. Sepintas,
pulau seluas 774,2 hektar ini terlihat tidak berbeda dengan pulau lain di
sekitarnya. Siapa sangka jika ternyata di tengah pulau ini terdapat danau
berair payau yang dihuni ribuan ubur-ubur. Tidak seperti saudaranya di laut
lepas, ubur-ubur di danau ini tidak memiliki racun atau bisa, sehingga aman
jika tersentuh. Sebelum tiba di danau, pengunjung harus berjalan kaki melalui
jalan yang dibuat dari kayu. Jalan menuju danau yang kadang menanjak dan
menurun itu cukup menyenangkan karena melewati hutan dengan pepohonan besar dan
teduh. Sepanjang perjalanan terdapat tempat beristirahat disertai papan
informasi berisi sejarah, tata cara berenang bersama ubur-ubur dan penjelasan
mengenai jenis ubur-ubur yang ada di danau ini.
Menurut
informasi yang diberikan di papan informasi dan penjaga danau, danau di Pulau
Kakaban ini berisi air laut yang telah bercampur dengan air tanah dan air
hujan. Ubur-ubur yang ada di danau ini telah melewati evolusi demi beradaptasi
dengan lingkungan barunya yang telah berlangsung selama jutaan tahun. Danau endemik
dengan luas sekitar 5 km2 ini menjadi tempat tinggal empat jenis ubur-ubur,
antara lain ubur-ubur bulan (Aurelia Aurita), ubur-ubur totol (Mastigias
Papua), ubur-ubur kotak (Tripedalia Cystophora), dan ubur-ubur terbalik
(Cassiopea Ornata). Ada beberapa larangan yang harus diperhatikan sebelum
berenang atau menyelam di danau pra sejarah ini. Dua di antaranya adalah tidak
menggunakan fin atau kaki katak dan
tidak menggunakan tabir surya atau sejenisnya.
Danau di Pulau
Kakaban ini patut dikunjungi karena penghuninya yang luar biasa langka dan
tidak dapat ditemui di sembarang tempat. Sayangnya, tidak semua pengunjung yang
datang ke tempat ini memiliki semangat ramah lingkungan. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya sampah yang ditemui sepanjang perjalanan menuju danau. Bahkan di
dalam danau pun sampah yang ditinggalkan pengunjung akan sangat mudah
ditemukan. Mulai dari kantong plastik, bungkus mi instan, botol, hingga popok
sekali pakai yang dibuang begitu saja di danau. Kekayaan wisata alam di Pulau
Kakaban juga dapat ditemui di pantai sekeliling pulau. Terumbu karang beserta
ikan lucu beraneka warna berserakan di sekitar dermaga, seakan memamerkan diri
kepada pengunjung untuk menikmati keindahannya. Nah, tunggu apa lagi, kini
saatnya anda menikmati keindahan alam Kalimantan Timur…
0 komentar:
Posting Komentar