Dari luar, Kiniko yang terletak di Nagari Tabek Patah, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, tampak biasa saja. Malah, sepintas tak terlihat bila rumah lama yang sederhana ini menyimpan pemandangan menawan di bagian belakangnya. Setelah masuk, Anda akan langsung menemukan rak-rak memenuhi ruangan yang berisi camilan, makanan kering, juga kopi dan minuman bubuk lainnya hasil produksi UKM dari berbagai kecamatan di Sumatera Barat yang dijual di Kiniko. Berjalanlah terus menyusuri rak-rak tersebut sampai anda menemukan pintu penghubung ke bagian belakang yang difungsikan sebagai kafe. Berdiri di tengah pintu itu saja sudah membuat anda terpana. Pemandangan deretan terasering sawah hijau di depan mata dengan latar belakang Gunung Marapi sungguh sangat menyejukkan hati. Anda bisa menikmati pemandangan ini sambil menyeruput teh daun kopi atau teh daun mulberi yang disediakan kafe.
Tak seperti kafe di lainnya, di sini anda bisa langsung mengambil sendiri minuman yang disediakan di meja khusus yang dibuat melingkari sebuah tiang. Dua buah panci tembikar besar berwarna cokelat tua tampak selalu mengepulkan asap. Di dalamnya, masing-masing berisi teh kawa daun kopi dan teh daun mulberi yang siap minum. Rasanya pas, tidak pahit bila anda ingin meminumnya tanpa tambahan apa pun. Bila menginginkan rasa manis, anda bisa menambahkan gula. Aduklah dengan batang kayu manis yang tersedia di sebelah tembikar agar aroma dan rasa kayu manis yang khas ikut larut dalam teh. Anda juga bisa menggunakan cangkir seng putih bermotif bunga seperti yang biasa digunakan pada zaman dulu. Atau, jika tertarik, anda bisa mengganti cangkirnya dengan batok kelapa, yang dulu biasa digunakan masyarakat Minang untuk meminum teh kawa daun.
Sebaiknya teh segera diminum mengingat cuaca yang dingin bakal cepat menguapkan panas teh. Sebagai teman teh, anda bisa menikmati pisang, tahu, atau tempe goreng panas plus cabai rawit. Datanglah pada pagi atau sore hari bersama teman atau saudara, sekedar untuk bercengkerama menghabiskan waktu santai. Indahnya alam berpadu dengan cuaca yang sejuk dijamin membuat anda enggan beranjak pulang. Jangan lupa, sempatkan berfoto dengan latar belakang pemandangan yang indah tersebut.
Kafenya sendiri tergolong sederhana tapi sangat natural dan terasa menyatu dengan alam. Tempat duduknya berupa kayu gelondongan yang dipotong setinggi kursi murid TK, sementara mejanya berupa lempengan kayu yang lebar. Lantai yang sengaja hanya diplester semen dan pagar yang terbuat dari potongan batang pohon yang dijejer rapi ikut menambah kental suasana khas pedesaan. Kafe ini merupakan salah satu unit usaha dari Kiniko, selain toko oleh-oleh yang terletak di bagian depan bangunan dan perkebunan kopi yang letaknya jauh dari situ. Kiniko sendiri awalnya berupa perkebunan kopi yang didirikan pada 1981 oleh Abdul Aziz Idris dengan nama usaha CV Kiniko Enterprise. Aziz membangun perkebunan kopi seluas 16 hektar ini antara lain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Dua tahun setelah didirikan, Kiniko mulai memproduksi kopi. Tahun 1998, pengelolaan Kiniko dilanjutkan oleh anak Aziz, Satrio Budiman. Sejak itu pula, Kiniko Enterprise berganti nama menjadi Kiniko 2001 dan memiliki unit usaha toko oleh-oleh serta kafe. Kini, Kiniko memiliki lima unit usaha, antara lain unit minuman, makanan, sentra, kafe, dan pertanian. Sentra adalah toko oleh-oleh yang menampung beragam produk UKM dari berbagai kecamatan di seluruh Sumbar. Antara lain, kopi bubuk, kopi jauh, kopi daun, serbat, dodol papaya, dan lainnya. Kopi Kiniko sendiri merupakan kopi olahan tradisional yang terbuat dari kopi robusta dan diolah secara sederhana. Tak hanya mengolah bijinya, Kiniko juga mengangkat kembali minuman tek kawa daun yang terbuat dari daun kopi. Minuman kawa daun merupakan minuman tradisional khas mayarakat Minang yang tinggal di daerah peguungan. Berkat minuman ini pula, Kiniko kini dikenal pula sampai mancanegara.
0 komentar:
Posting Komentar