Bila anda datang ke Wonosobo, sempatkan waktu satu hari khusus untuk menikmati indahnya pemandangan Dieng. Ada empat tujuan wisata yang bisa anda kunjungi di Dieng. Pertama, Bukit Sikunir yang biasa disebut Bukit Sunrise. Bukit ini terletak di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, yang bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam perjalanan dari kota Wonosobo. Dari ketinggian 2.350 meter, saat cuaca cerah anda bisa menyaksikan magisnya matahari terbit di antara balutan kabut dan gunung-gunung. Bulan-bulan saat musim kemarau merupakan saat terbaik untuk melihat matahari terbit. Setelah mendaki bukit selama sekitar 15-20 menit, anda akan sampai di puncaknya yang berupa tanah datar. Sambil duduk-duduk di batu besar atau batang pohon yang telah disulap menjadi bangku, anda bisa menunggu horison bersemburat merah yang menjadi penanda matahari akan terbit tak lama lagi. Menyaksikan matahari terbit sejak menyembul hingga bulat sempurna dengan warna merah menyala sungguh jadi pengalaman tak terlupakan.
Dingin menusuk
tulang yang menerpa dan lelah yang dirasakan saat mendaki, terutama bagi yang
jarang berolahraga hilang seketika setelah menyaksikan detik-detik kemunculan
matahari. Sesaat setelah matahari terbit, tengoklah ke sekeliling bukit.
Pemandangan hijau mendominasi sejauh mata memandang. Keindahan Gunung Prau dan
Gunung Sindoro yang sebelumnya gelap pun akan jelas terlihat. Awan kecil-kecil
seputih kapas yang menggantung jadi pemandangan yang sulit ditemukan di tempat
lain. Tak heran, Dieng yang berasal dari kata “di” yang berarti tempat, dan “hyang”
yang berarti dewa ini, mendapat julukan Negeri Di Atas Awan. Di sisi lain,
hamparan Danau Cebong yang berair biru jernih dan bersih terlihat kontras di
antara hijaunya pemandangan di sekitarnya. Puluhan tenda biasanya tampak
berdiri di sisi kiri dan kanan danau yang ditumbuhi rumput.
Setelah
bermain di samping danau, menjelang subuh para penghuni tenda mendaki Bukit Sunrise.
Anda bisa sepuasnya memotret indahnya alam atau berfoto selfie bersama rombongan. Kebanyakan pengunjung Bukit Sunrises adalah
anak muda, termasuk rombongan pelajar dan mahasiswa dari luar kota yang datang
dengan bus. Namun, tak sedikit pula keluarga dengan anak seumuran TK yang ikut
mendaki bukit untuk menikmati pemandangan langka ini. Bila ingin menikmati
pemandangan dengan nyaman dan naik turun bukit tanpa berjejalan, pilih saja
hari biasa. Saat malam libur terutama malam Minggu, Bukit Sunrise biasanya
penuh oleh pengunjung. Kalau sedang ramai, mendaki anak tangga yang berupa
pahatan tanah menuju puncak harus dilakukan pelan-pelan, bahkan tak jarang
berhenti karena antrean yang mengular dari bawah sampai atas bukit. Begitupula
saat turun bukit.
Sebaiknya,
naik dan turun bukit dilakukan secara tertib dan tidak menyalip. Terpeleset
sedikit saja bisa mengakibatkan pengunjung lain ikut celaka. Belum lagi, jurang
dalam di sisi kanan saat kita turun sudah menanti. Sampai di bawah, anda bisa
menghangatkan diri dengan makanan dan minuman yang tersedia di warung-warung.
Di sana, anda juga bisa membeli rendang kentang dan buah carica yang hanya
terdapat di Dieng. Sebaiknya persiapkan waktu dan stamina dengan baik bila
memulai wisata ke Dieng dengan mengunjungi Bukit Sunrise. Datanglah ke Bukit Sunrise
lebih awal agar lebih nyaman. Bila menginap di kota Wonosobo, sebaiknya pukul
03.00 anda sudah berangkat ke Bukit Sunrise. Untuk menuju ke sana, ikuti
petunjuk jalan yang mengarah ke Dieng. Sampai di Dieng, ikuti petunjuk menuju
Sikunir. Setelah membayar, anda bisa memarkir kendaraan di lapangan bola yang
sangat luas dan dijadikan sebagai tempat parkir. Selain membawa jaket tebal
untuk melawan dinginnya udara, jangan lupa membawa penutup wajah untuk
menghindari debu. Pada musim kemarau, angin yang berhembus kencang membawa debu
lapangan yang cukup tebal, sekalipun di pagi hari. Sediakan pula tisu basah
atau air untuk membersihkan tangan.
Setelah puas
menikmati keindahan alam di Bukit Sunrise, biasanya pengunjung meneruskan
perjalanan ke Telaga Warna yang terletak di Desa Dieng Wetan, Kecamatan
Kejajar. Tiket masuk ke telaga yang berada di ketinggian lebih dari 2000 meter
ini untuk wisatawan lokal Rp 5000 pada hari biasa dan Rp 7500 pada hari libur.
Sementara, untuk wisatawan mancanegara Rp 100.000 pada hari biasa dan Rp
150.000 pada hari libur. Setelah masuk gerbangnya, anda akan disuguhi
pemandangan telaga yang memiliki beberapa warna sekaligus. Yakni biru laut,
hijau, dan kuning. Datanglah saat telaga penuh air sehingga keindahan dan keragaman
warnanya terlihat jelas.
Pada saat
kemarau panjang, telaga berkurang airnya sehingga terlihat kering. Setelah
menikmati keindahan telaga, berjalanlah ke arah Gua Semar yang terletak di
dalam kompleks Telaga Warna. Beberapa puluh meter dari telaga, anda akan
menemukan padang ilalang tinggi berwarna kuning keemasan, tempat anda bisa
berfoto selfie. Puas berfoto,
teruskanlah berjalan di atas paving block.
Anda akan menemukan Telaga Pengilon yang sebelumnya terhalang pandangan mata. Di
dalam kompleks Telaga Warna memang terdapat beberapa destinasi lain yang bisa
anda kunjungi, antara lain Telaga Pengilon, Gua Semar, Pesanggrahan Bumi
Pertolo, Gua Sumur, Gua Jaran, dan Batu Tulis. Jangan khawatir tersesar karena
ada pertunjuk arah di berbagai titik.
Turun dari
Telaga Warna, anda bisa melanjutkan perjalanan ke kompleks Candi Arjuna yang
terletak di dekat terminal Dieng. Di gerbang parkir kompleks candi yang wasuk
wilayah Kabupaten Banjarnegara ini, anda bisa memarkir kendaraan dengan nyaman
dan murah. Tiket ini sekaligus sebagai tiket terusan untuk ke Kawah Sikidang.
Di kompleks candi ini juga terdapat Candi Semar, Candi Srikandi, Candi
Puntadewa, dan Candi Sembadra. Candi Arjuna terletak di deretan paling utara,
berhadapan dengan Candi Semar. Candi yang berukuran 6x6 meter ini konon
dibangun pada awal abad kedelapan. Kelima candi yang berukuran kecil dan pendek
ini jaraknya saling berdekatan.
Dari kompleks
Candi Arjuna, anda bisa meneruskan perjalanan menuju Kawah Sikidang. Untuk
parkir, sebaiknya anda masuk ke kawasan kawah lewat pintu resmi, yaitu pintu
masuk kawasan Candi Arjuna dekat terminal Dieng. Uniknya, kawah yang terletak
di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara ini sering berpindah-pindah tempat.
Sambil berjalan kaki menuju kawah, anda akan dikunjungi berbagai macam barang
khas Dieng yang dijajakan warga sekitar. Antara lain belerang, kentang merah,
dan tongkat pringgondani yang bentuknya mirip bambu tapi langsing dan beruas
banyak. Tongkat yang biasanya dipotong sepanjang 120 cm dan berwarna hijau itu
dipercaya sebagai tongkat yang dipakai Gatotkaca dan konon hanya terdapat di
Dieng. Ada pula pot dan vas yang terbuat dari kayu galar. Uniknya, ketika kulit
pohon yang konon anti rapuh dan busuk ini dikupas, akan tampak motif yang berulang
di seluruh permukaannya, mirip batik. Menurut si penjual, satu pohon galar
memiliki tiga macam motif. Namun, pohon ini sulit didapatkan karena karena
hanya tumbuh di jurang di Dieng.
Kawah Sikidang
sendiri bukan merupakan puncak gunung berapi. Konon, di bawah kawah ini dulu
Pangeran Sikidang Garungan, yang bertubuh manusia tapi berkepala kijang,
dikubur hidup-hidup oleh dayang-dayang atas perintah Putri Shinta Dewi. Putri
cantik jelita ini panik karena terlanjur menerima lamaran sang pangeran yang kaya
raya tanpa melihat wajahnya terlebih dulu. Pangeran Sikidang yang sakti lalu
berusaha keluar dari tanah, sehingga timbunan tanah meledak dan menjadi kawah. Sang
Pangeran akhirnya tetap tewas terkubur hidup-hidup, dan kawah yang kemudian
diberi nama Kawah Sikidang ini kini menjadi lokasi wisata yang wajib
dikunjungi. Dari pinggir kawah yang dipagari bambu, terlihat air belerang
mendidih yang mengeluarkan asap putih tebal. Pengunjung bisa membeli telur ayam
dan puyuh yang direbus penjualnya di air kawah. Dengan menggunakan kail,
penjual mencelupkan plastik berisi telur untuk direbus. Setelah beberapa menit,
telur yang telah matang diangkat. Bila tak kuat akan bau belerang yang
menyengat, jangan lupa gunakan masker penutup hidung. Perhatikan pula tanah yang
dilewati, karena genangan air belerang yang mendidih tersebar di banyak titik
menuju kawah.
Untuk
berwisata ke Dieng, tak perlu khawatir soal penginapan atau transportasi. Kini,
banyak homestay di sekitar Dieng atau
hotel di kota Wonosobo. Untuk menjelajahi Dieng, anda bisa menyewa mobil,
motor, atau bahkan tukang ojek yang siap menjemput anda di pagi buta untuk
mengantar ke Bukit Sikunir. Sungguh, keindahan alam negeri di atas awan ini
menjadi destinasi wisata yang wajib anda agendakan.
0 komentar:
Posting Komentar