Berlokasi di pesisir utara Pulau Jawa, Cirebon bisa ditempuh melalui jalan darat sepanjang 258 km dari Jakarta. Kota ini memiliki banyak destinasi wisata yang bisa menjadi tujuan bersama keluarga. Selain wisata religi, kota yang mendapat sebutan kota udang ini juga memiliki tujuan wisata alam yang tak kalah menarik. Selain menikmati hidangan khas seperti Nasi Jamblang dan Nasi Lengko, Cirebon juga menawarkan beragam wisata keluarga. Layaknya kota-kota lain di Indonesia, Cirebon pun dipenuhi dengan peninggalan sejarah, di antaranya dari masa kejayaan kerajaan Islam, kisah para wali, hingga bangunan peninggalan pemerintahan kolonial Belanda.
Satu keunikan
Cirebon yang hanya berjarak 130 km dari Bandung ini terdapat dua keraton yakni
Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Keduanya memiliki arsitektur bangunan
yang sangat khas perpaduan dari berbagai elemen kebudayaan yang hidup pada masa
itu, yakni kebudayaan Islam, Tiongkok, dan Belanda. Selain keraton,
masjid-masjid tua yang tersebar di berbagai sudut kota juga menawarkan berbagai
keunikan tersendiri. Satu di antaranya adalah Masjid Merah Panjunan, yang
memiliki arsitektur unik hasil perpaduan budaya Hindu, Tiongkok, dan Islam.
Berikut tiga lokasi wisata Cirebon yang bisa dikunjungi bersama keluarga :
TALAGA REMIS
Suasana sejuk
dan deretan pepohonan pinus yang menghijau menjadi teman setia anda saat
memasuki kawasan Talaga Remis. Danau alam yang berada di Desa Kaduela,
Kecamatan Pasawahan ini selalu ramai dikunjungi warga setiap akhir pekan dan
hari libur nasional. Luas danau sekitar 3,25 hektar, sementara lahan
keseluruhan mencapai 13 hektar. Suasana asri yang sejuk membuat Talaga Remis
sangat pas dijadikan tempat untuk sekedar melepas penat. Di telaga berair
jernih ini, wisatawan dapat melakukan aktivitas air seperti mengayuh perahu
yang disediakan pengelola. Pengunjung juga bisa menikmati telaga dengan berjalan
menyusuri trek khusus bagi pejalan kaki yang dibuat memutar telaga. Bagi yang
hobi memancing, telaga ini menyimpan aneka ikan yang bisa dibawa pulang.
Sesuai dengan
namanya, Talaga Remis memang dihuni berbagai jenis ikan air tawar dan juga remis.
Remis adalah bahasa setempat untuk sejenis kerang berwarna kuning yang banyak
hidup di sekitar telaga. Kondisi air telaga yang masih bebas dari polusi dan
bermata air dari gunung membuat remis atau kerang hidup dengan nyaman di danau
ini. Ada pula yang mengunpulkan remis ini untuk dijual kepada pengunjung karena
diyakini mampu membantu penyembuhan beberapa penyakit. Misalnya, yang memiliki
sakit liver setelah meminum air rebusan remis diyakini bisa sembuh. Bukan hanya
warga sekitar, ada juga pengunjung yang datang dari Jakarta khusus untuk
membeli remis ini. Satu gayung remis dijual Rp 80.000
PANTAI
KEJAWANAN
Cirebon juga
memiliki lokasi wisata bahari, meski jumlahnya tak terlalu banyak. Salah satu
lokasi yang hingga kini masih ramai dikunjungi adalah Pantai Kejawanan.
Terletak di Jalan Raya Pegambiran, lokasi pantai ini berdekatan dengan Tempat
Pelelangan Ikan dan Pelabuhan Cirebon. Tidak seperti di Bali atau Yogyakarta
yang pantainya landai, hamparan pasir di pantai ini tidak terlalu luas dan
berwarna kecoklatan. Di tempat ini, pengunjung bisa menghabiskan waktu dengan
berjalan di sepanjang pantai, merasakan sensasi deburan ombak, atau sekedar
menikmati hembusan angin dari warung dan rumah makan yang mudah ditemui di
sekitar pantai. Pengunjung juga dapat menaiki perahu karet atau perahu nelayan
yang akan membawa mereka berkeliling dengan harga yang cukup murah.
Mail, salah
satu nelayan yang menyewakan perahu kayunya menjelaskan, sehari-hari perahunya
memang digunakan untuk menangkap ikan. Hanya saja saat musim liburan, ia jarang
menangkap ikan, karena merasa lebih baik membawa pengunjung pantai untuk
berkeliling atau mengantar pengunjung yang ingin memancing. Dikatakannya, hasil
dari menyewakan perahu ini cukup lumayan. Ternyata pengunjung yang datang ke
Kejawanan tak hanya ingin menikmati suasana alam saja. Sudah beberapa tahun terakhir
ini banyak pula yang datang justru ingin berobat. Konon, air di pantai Kejawanan
bagus untuk mengobati beberapa penyakit seperti penyakit kulit dan stroke. Tapi
benar tidaknya, tentu bisa diperdebatkan. Tak hanya warga Cirebon, banyak juga
warga dari daerah lain seperti Jakarta atau Bandung, sering berkunjung ke pantai
Kejawanan. Biasanya pantai ramai saat pagi hari. Tidak hanya pada saat hari
libur, pada hari biasa banyak pula yang datang untuk sekedar mandi di pantai
ini.
HUTAN MONYET
PLANGON
Wisata alam
unik yang juga patut dikunjungi di Cirebon adalah bukit bernama Plangon yang
terletak di desa Babakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Lokasi wisata
yang juga menjadi makam Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan ini dihuni
ratusan monyet ekor panjang. Kata plangon
berasal dari kata tegal klangenan
yang berarti tempat atau bukit untuk menenangkan diri. Konon, sekitar 4 abad
silam, dua pangeran, yakni Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan, mencari
tempat yang tenang untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan. Akhirnya,
keduanya menemukan sebuah bukit yang terletak di sebelah barat kota Cirebon
yang dianggap cocok untuk melaksanakan niat mereka.
Selain hari
libur, setiap tanggal 27 Rajab dan 2 Syawal, lokasi ini ramai dikunjungi
keluarga Panjunan dan Kejaksan serta masyarakat yang berniat melakukan ziarah
ke makam kedua pangeran tersebut. Di lokasi ini, terdapat tiga kelompok monyet
yang masing-masing memiliki wilayah kekuasaan, layaknya sebuah kerajaan. Yakni
wilayah atas, tengah, dan bawah. Menurut penuturan warga setempat,
masing-masing kelompok monyet ini juga memiliki raja. Berbeda dengan kelompok
tengah dan bawah, kelompok monyet bagian atas lebih banyak dikenal pengunjung
dan warga. Tak heran karena di bagian atas inilah letak makam Pangeran Panjunan
dan Pangeran Kejaksan. Akibatnya, banyak warga yang lebih sering berinteraksi
dengan monyet kelompok atas ini.
Jangan kaget
jika berada di lokasi ini beberapa ekor monyet akan mendekat untuk meminta
sedikit makanan yang disediakan oleh warung-warung di sekitar lokasi makam.
Untungnya, karena sering berinteraksi dengan manusia, monyet-monyet ini tidak
agresif dan justru terkesan ramah. Kelompok monyet bagian atas dipimpin seekor
monyer berukuran lebih besar bernama Robert yang selalu didampingi para ‘panglimanya’.
Konon, monyet-monyet ekor panjang ini merupakan peliharaan Pangeran Panjunan
yang kemudian beranak pinak di lokasi ini sampai sekarang. Jika anda
menginginkan wisata dengan sensasi berbeda, Hutan Monyet Plangon bisa menjadi
salah satu pilihan.