Dieng
menyuguhkan dataran tinggi indah yang terletak di antara Kabupaten Banjarnegara
dan Wonosobo, Jawa Tengah. Di sekelilingnya terdapat Gunung Sikunir, Gunung
Pakuwaja, dan Gunung Prau. Gunung Prau yang memiliki ketinggian 2.565 meter di
atas permukaan laut (mdpl) merupakan gunung tertinggi pertama di kawasan Dieng.
Gunung ini memiliki kawasan hutan yang masih asri, indah, dan terjaga. Namun,
masih sedikit orang yang menjadikan lokasi di sini sebagai pilihan utama
berwisata.
Saat kita
menemui gerbang bertuliskan ‘Kawasan Dieng Plateau’, itu sudah menandakan bahwa
tak lama lagi kita akan tiba di pos pendaftaran Gunung Prau. Pos itu berlokasi
di Desa Patak Banteng, Kecamatan Kejajar. Papan petunjuk yang besarnya
berukuran 2x1 meter bertuliskan ‘Pos Pendakian Gunung Prau’ sudah akan terlihat
ketika memasuki Desa Patak Banteng. Namun, mata harus lebih jeli untuk melihat
papan petunjuk yang tak terlalu besar itu. Tetapi, tak perlu khawatir, karena
letak pos pendakian masih satu lokasi dengan Kantor Desa Patak Banteng. Kita
cukup berjalan menuju belakang gedung balai desa. Di sana, kita langsung bisa
menemukan petunjuk ‘Basecamp Gunung Prau’.
Setiba di sana, kita diharuskan mengisi buku administrasi yang tujuannya untuk mendata calon pendaki. Pendaki juga dikenakan biaya pendakian sebesar Rp 3.500 untuk sekali pendakian. Sedangkan, yang membawa kendaraan dikenakan biaya sebesar Rp 5000. Jalur yang dilewati saat pendakian, dimulai dari melintasi pemukiman penduduk, dengan jalan yang menanjak dan penuh bebatuan. Jalur ini juga kerap digunakan penduduk untuk menuju lahan pertaniannya. Penduduk setempat biasa menggunakan motor untuk membawa hasil panen. Tak lama kemudian, kita akan menemui jalur setapak. Dari sini sebenarnya pendakian baru dimulai. Jalur ini akan mengantarkan kita melintasi perkebunan kentang. Bagi penduduk Desa Patak Banteng, kentang memang merupakan komoditas utama.
Setelah perjalanan memasuki semak belukar dan rimbunan pepohonan, itu penanda bahwa kita akan segera tiba di Pos 2. Gunung Prau sendiri memiliki empat pos yang harus dilewati. Setelah melewati tiga pos, menuju pos terakhir, rintangan perjalanan akan bertambah sulit. Jalur terus mendaki, ditambah debu yang terus beterbangan. Melewati jalur ini diperlukan masker atau kain untuk menutup hidung. Dibutuhkan pula sepatu khusus untuk melewati jalur ini. Hindari penggunaan sepatu kets yang dapat membuat anda kesulitan melanjutkan perjalanan.
Kemudian, perlahan namun pasti, jalur pun terasa semakin landai. Bunga daisy atau lebih akrab disapa dengan sebutan bunga lonte sore akan mulai terlihat di sisi kanan dan kiri jalur pendakian. Itu menandakan bahwa sebentar lagi kita akan tiba di puncak Gunung Prau.
Total, hampir 4,5 jam waktu yang ditempuh untuk mencapai puncak Gunung Prau. Rasa letih para pendaki tentunya tak sia-sia setiba di puncak yang begitu terbuka tanpa terhalang pepohonan. Di tempat ini pula, kita juga dapat melihat sunset dan sunrise jika cuaca cerah dan tidak diselimuti kabut tebal, serta wajah Gunung Sindoro-Sumbing begitu dekat di sebelah selatan, dan seluruh wilayah Dataran Tinggi Dieng. Sementara di sebelah barat dan utara, mata kita akan tertuju pada padang bunga daisy yang bila tengah musim merekahnya, bunga-bunga itu terlihat indah di atas hijaunya rerumputan Bukit Teletubies.
BUNGA DAISY, MUTIARA GUNUNG PRAU.
Bunga daisy memang merupakan hiasan paling indah di sepanjang area Gunung Prau. Hamparan bunganya cukup dominan. Bunga daisy merupakan bunga dari keluarga asteraceae, sama seperti bunga aster atau bunga matahari. Asteraceae sendiri merupakan keluarga tumbuhan berbunga kedua yang terbesar dari jenis maupun spesiesnya. Dari segi fisik, bunga daisy merupakan bunga yang wujudnya sangat sederhana. Ia berbentuk bulat. Bagian tengahnya sangat lebar dan dikelilingi petal-petal, seperti sinar matahari.
Salah satu ciri bunga ini, yaitu membuka petalnya pada pagi hari saat matahari terbit dan menutupnya kembali pada saat matahari terbenam. Oleh karena itu, penduduk lokal menyebutnya lonte sore. Bukan hanya itu, bunga daisy juga memiliki khasiat menyembuhkan penyakit-penyakit tertentu, seperti sakit tenggorokan atau sakit perut.
Bunga yang dinobatkan sebagai simbol kelahiran bulan April dan diberi arti sebagai kerendahan hati, kestabilan, suci, simpati dan keceriaan itu kebanyakan berwarna putih. Kita juga dapat menjumpai bunga daisy yang berwarna merah dan kuning. Bahkan, ada pula yang berwarna ungu. Bila musim mekar tiba, bunga daisy akan tampak lebih indah menghiasi puncak bukit Gunung Prau dan Bukit Teletubies dengan warna-warninya.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM MENDAKI GUNUNG PRAU
Gunung Prau dianggap surganya kawasan Dieng. Hamparan indahnya bunga daisy dan gundukan hijau Bukit Teletubies yang begitu luas membuat sejuk mata memandang. Sebelum menuju ke sana, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk persiapan. Selain kebutuhan wajib, seperti tenda, sleeping bag, alat masak dan alat penerang, ada beberapa hal yang paling mendasar bila ingin melakukan pendakian ke Gunung Prau.
Pertama, jadwal atau perencanaan waktu, merupakan dasar bagi para pendaki. Berapa lama anda ingin melakukan camping di puncak Gunung Prau. Hal itu berpengaruh pada barang kebutuhan di sana. Bila beban isi tas anda terlalu berat, ada baiknya dikurangi sesuai dengan kebutuhan jangka waktu anda di puncak. Tak perlu khawatir bila ingin meninggalkan barang bawaan yang tak dibutuhkan, bisa dititipkan di basecamp pendakian.
Selama mendaki menuju puncak Gunung Prau tak ada sumber air di sepanjang jalur yang dilewati. Sumber air terakhir hanya ada sedikit di Pos 1. Tetapi, jika belum mengetahui medan, sebaiknya penuhi botol atau jeriken air dari basecamp. Atur penggunaan air seefisien mungkin. Air dalam setiap pendakian merupakan hal yang sangat penting.
Bila selesai mendaki dan ingin melanjutkan berwisata di Dieng Plateau, di sana banyak home stay dengan harga bervariasi dari yang mahal hingga yang terjangkau kondisi keuangan kita. Tarifnya berkisar Rp 70 ribu hingga Rp 150 ribu untuk per malamnya. Semua tergantung fasilitas yang dimiliki penginapan itu.
BAGAIMANA CARA KE DIENG ?
Untuk mencapai kawasan wisata Dieng, anda yang dari Jakarta dapat menggunakan bus yang langsung menuju Wonosobo. Dari terminal bis Wonosobo, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan bis kecil tujuan Dieng. Bagi yang ingin menggunakan kereta api, bisa turun di Stasiun Purwokerto. Tak jauh dari Stasiun Purwokerto, terdapat rental motor bagi anda yang ingin menempuh waktu perjalanan lebih cepat ke Dieng. Dengan biaya sewa sebesar Rp 90 ribu, anda dapat melaju dengan motor otomatik. Perjalanan menggunakan motor mencapai 3-4 jam dalam kondisi normal.
Memasuki daerah Wonosobo, jalur yang kita lewati mulai menanjak. Perlu tenaga ekstra untuk bisa menempuh jarak 24 km dari Wonosobo menuju Desa Patak Banteng. Bukan hanya jalur yang menanjak dan berkelok, namun perlahan kabut tebal turun dan menghalangi jarak pandang.
_________________
advetorial :
NIKMATI LEZATNYA BOLU KUSKUS KETAN ITEM, OLEH-OLEH KHAS JAKARTA DENGAN CITA RASA ASLI YANG MENGGUGAH SELERA. PEMESANAN KLIK DI SINI
NIKMATI LEZATNYA BOLU KUSKUS KETAN ITEM, OLEH-OLEH KHAS JAKARTA DENGAN CITA RASA ASLI YANG MENGGUGAH SELERA. PEMESANAN KLIK DI SINI
3 komentar:
Wih, dieng emang negeri para dewa..
Broo klo musim hujan bgini asik ngga klo mndaki gnung prau dieng ?...
paling suka kalo daki ke prau tapi tetep g nahan dinginnya
Posting Komentar