Matahari belum
sepenuhnya terbit ketika puluhan jukung atau perahu tanpa mesin itu bergerak.
Perahu-perahu khas suku Banjar itu mengalir di atas sungai seirama menuju pasar
terapung Lok Baintan di tepian sungai Martapura, Kecamatan Sungai Tauk, Banjar,
Kalimantan Selatan. Di atas jukung, terlihat para wanita dengan terampil
mendayung menembus kabut pagi. Udara dingin dan derasnya arus seolah tak
menjadi halangan.
Pasar Terapung
Lok Baintan adalah sebuah pasar terapung tradisional yang telah ada sejak zaman
Kesultanan Banjar. Beragam dagangan, seperti hasil produksi pertanian,
perkebunan, dan makanan khas daerah diperjual belikan di sini. Aktivitas perdagangan
di pasar terapung ini tidak berlangsung lama. Paling lama sekitar tiga hingga
empat jam saja. Kebanyakan aktivitas jual beli umumnya dilakukan dengan sistem barter.
Besaran dan keberimbangan jumlah hasil barter bergantung pada kesepakatan antar
kedua belah pihak. Jika sepakat, masing-masing akan mendapatkan barang sesuai
keinginan dan selanjutnya digunakan untuk keperluan pribadi di rumah.
Hampir
sebagian besar pedagang yang ada di pasar terapung ini adalah wanita. Setiap hari,
sebelum matahari terbit, para wanita ini dengan gigih mengayuh jukungnya untuk
berdagang. Mengendalikan jukung bukan suatu hal yang mudah, karena mereka harus
pandai menjaga keseimbangan dan melawan derasnya arus sungai. Namun, semua itu
mereka lakukan dengan penuh semangat demi membantu terpenuhinya kebutuhan rumah
tangga.