Jika ingin
berwisata di Jawa Timur, Kabupaten Banyuwangi dan sekitarnya layak anda jadikan
pilihan utama. Selain memiliki kekayaan budaya, kawasan wisata di tempat yang
disebut Sunrise of Java ini terbilang
lengkap. Pesona gunung berapi, keindahan pantai dan laut serta hutan liarnya
mampu memuaskan hasrat petualang untuk menikmati kekayaan alam setempat.
INDAHNYA PULAU
MERAH
Banyuwangi memiliki pantai Plengkung yang sangat eksotis dengan ombaknya. Pantai ini digemari para peselancar tingkat dunia. Namun, ada satu lagi kawasan pantai yang disebut dengan Pulau Merah atau Red Island. Pantai yang berada di Kecamatan Sanggaran, Banyuwangi ini berlokasi sekitar 45 kilometer arah selatan dari jantung kota gandrung tersebut. Pulau Merah sendiri sebenarnya adalah sebuah gugusan beberapa pulau. Selain Pulau Merah, ada pulau yang lainnya seperti Pulau Mustika, Pulau Mbedil, dan lainnya. Namun Pulau Merah lah yang paling dekat dengan daratan.
Apa sebabnya pulau ini dinamakan Pulau Merah ? Karena jika musim kemarau tiba dan dedaunan yang tumbuh di sana berguguran, maka tanahnya tampak memerah. Karena itu masyarakat kawasan ini memberi nama Pulau Merah. Memasuki kawasan wisata Pulau Merah, siapapun akan dibuat takjub. Keindahan yang dimiliki melebihi Pantai Kuta yang tersohor di Bali. Meski garis pantainya tidak seberapa panjang, namun dari sisi kebersihan, ombak, keindahan, dan suasana lainnya lebih menarik. Begitu memasuki lokasi pantai, mata pun langsung disuguhi hamparan pasir yang putih bersih.
Begitu pun ketika melihat suguhan ombak. Di tengah laut kita bisa melihat keindahan gugusan pulau yang berdiri tegak di antara deburan ombak pantai selatan. Di sisi lain, ombak pantai Pulau Merah sendiri sangat bagus untuk para peselancar. Saking kuatnya mampu mendorong papan surfing ke tengah lautan. Hal ini tentu membuat betah para peselancar. Oleh karena itu, di pantai ini pun mulai sering digelar surfing international competition yang diikuti peselancar dari 18 negara.
Wisatawan pun tak hanya bisa melihat keindahan pulau di kala matahari terbenam. Tapi, bisa naik perahu dari pantai Pulau Merah menuju Pulau Mbedhil. Di sana ada pemandangan yang tak kalah eksotis, seperti bebatuan karang di salah satu sudut pulau. Ketika ombak pantai menghantam dinding karang yang berlobang, air laut terempas ke atas disertai suara letusan mirip suara senapan. Karena itulah pulau tersebut diberi sebutan Pulau Mbedhil (mbedhil sama dengan menembak). Di sekitar Pulau Mbedhil juga terdapat beberapa spot yang cocok untuk diving karena terumbu karang dan biota lautnya yang indah. Namun, bila tak bisa diving, anda juga bisa menjajal snorkeling. Dengan air laut yang jernih dan ombaknya yang tenang aneka ikan berwarna-warni di antara karang terlihat jelas. Transportasi menuju ke Pulau Merah sendiri cukup mudah. Dari terminal Brawijaya Banyuwangi, anda bisa naik bus mini menuju Pesanggaran. Namun, karena tidak ada angkutan khusus, setibanya di Pesanggaran menuju Pulau Merah sejauh 5 kilometer, sebaiknya anda menggunakan ojek untuk menempuh rute tersebut.
HEWAN LIAR DI TAMAN NASIONAL BALURAN
Taman Nasional Baluran adalah salah satu dari 50 taman nasional yang ada di Indonesia. Taman Nasional seluas 25 ribu hektar ini terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyu Putih, Kabupaten Situbondo, yang berbatasan dengan Banyuwangi. Untuk menuju ke sana sangat mudah, mengingat lokasinya berada di pinggir jalan antara Situbondo-Banyuwangi. Taman Nasional Baluran ini dideklarasikan sebagai taman nasional dunia pada tahun 1982. Saat ini, Taman Nasional Baluran menjadi andalan untuk habitat banteng Jawa yang angka populasinya sekitar 25 ribu ekor. Yang membedakan antara banteng di Baluran dengan yang ada di taman nasional lain adalah bentuk badannya yang lebih besar. Karena berada di lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, banyak masyarakat menjadikan Taman Nasional Baluran sebagai lokasi wisata keluarga.
Di dalam taman nasional ini terdapat ribuan spesies flora dan fauna yang bisa menjadi sarana edukasi untuk keluarga, terutama anak-anak. Dengan mengenal lebih dalam flora fauna berarti telah menanamkan rasa cinta anak kepada alam. Sesuai dengan fungsi dari taman nasional sendiri, selain sebagai sarana wisata juga sebagai sarana perlindungan flora dan fauna yang ada di dalamnya. Taman Nasional Baluran pun membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin menikmati keindahan alamnya.
Ketika memasuki Taman Nasional Baluran nuansa alam liar begitu terasa. Di sepanjang kanan-kiri jalan banyak ditemui ayam hutan dan monyet. Begitu sampai di padang savana alami terdapat kerbau hutan berkoloni usai mandi di kubangan. Pun demikian puluhan menjangan sedang merumput. Yang paling eksotis adalah ketika melihat burung merak bergerombol. Bulu ekor dan lehernya makin terlihat indah ketika tersapu sinar matahari senja. Namun, segerombolan burung indah itu segera berlari ketika berusaha didekati. Dan jika beruntung anda akan melihat kepak gagah elang brontok berwarna hitam dan putih yang populasinya saat ini sangat kecil. Pilihan lainnya, jika anda ingin melihat hamparan luas padang savana, bisa melihatnya dari gardu pandang. Dari ketinggian 25 meter, terhampar pemandangan aneka binatang yang ada di sekelilingnya. Bahkan belakangan ini kalau sudah senja tiba biasanya leopard atau macan tutul muncul di antara semak-semak belukar.
PESONA KAWAH IJEN
Salah satu kawasan wisata yang sangat eksotis di Banyuwangi adalah Gunung Ijen. Gunung yang berada di ketinggian 2.368 meter dpl (di atas permukaan laut) ini di bagian puncaknya memiliki kawah Ijen dengan luas 960 meter x 600 meter. Letaknya berada di tengah kaldera seluas 20 kilometer. Sementara, kawah Ijen sendiri kedalamannya mencapai 200 meter dengan lautan asap belerang di atasnya. Kawah Ijen adalah kawah terluas di antara gunung berapi yang ada di Jawa. Kawah ini terlihat indah dengan permukaan hijau kebiruan yang menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun manca negara. Sampai saat ini turis asing yang paling banyak berasal dari Prancis, karena mereka rata-rata menyukai wisata vulkanologi atau gunung api.
Dinding bebatuan kaldera pun semakin terlihat menarik karena membentuk garis-garis simetris berwarna kelabu yang indah. Sementara kawah asap beraroma belerang yang menyengat kuat. Karena itu ada baiknya membawa masker penutup hidung. Sebab bagi yang tak biasa menghirup bau belerang dalam waktu lama bisa pusing. Tapi, jika ingin melihat kawah Ijen tampak lebih eksotis coba datang di malam hari. Di gelapnya malam, di atas permukaan kawah dengan temperatur 200 derajat Celcius itu akan muncul api warna biru menyala atau yang biasa disebut dengan istilah blue fire. Menjelang dini hari biasanya banyak wisatawan yang datang untuk melihat fenomena alam yang luar biasa indah tersebut.
Kawasan Ijen masuk di wilayah Kecamatan Licin, Banyuwangi, serta sebagian wilayah masuk Kabupaten Bondowoso. Selain bisa menyaksikan keelokannya, wisatawan biasanya juga takjub dengan keperkasaan para penambang belerang tradisional. Dengan beban puluhan kilo bakan satu kuintal lebih yang diambil dari dapur belerang di dekat kawah, mereka memikulnya dengan berjalan tegak sampai ke bibir kaldera setinggi 300 meter. Bongkahan belerang itu selanjutnya dipikul turun ke lereng gunung sejauh 3,5 kilometer.
Untuk menuju ke kawah Ijen, setiba di terminal Brawijaya Banyuwangi atau stasiun Karangasem Banyuwagi bisa naik ojek atau angkot ke Sasak Perot. Dari terminal Sasak Perot menuju ke kecamatan Licin juga tetap bisa menggunakan jasa ojek. Setiba di Kecamatan Licin, karena jalan menuju Paltuding yang ada di lereng Gunung Ijen sejauh 17 km berupa tanjakan, jadi bisa menggunakan jasa sewa mobil jenis 4 wheel drive yang banyak tersedia di sana. Dari Paltuding, setelah melapor ke petugas, anda harus berjalan kaki menyusuri bukit sejauh 3,5 kilometer demi mencapai puncak. Meski tidak terlalu curam, tapi untuk menuju ke sana tetap dibutuhkan stamina yang prima supaya ketika di atas puncak bisa menikmati pesona Ijen tanpa kelelahan.